Hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem.
Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik
atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik)
dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen biotik).
Berbagai jenis makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi satuan-satuan
makhluk hidup dan ekosistem merupakan salah satunya.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang
terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik
merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan
substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut. Contoh komponen
abiotik adalah air, udara, cahaya
matahari, tanah, topografi , dan
iklim.
Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Karena itu, air merupakan komponen
yang sangat vital bagi kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun
oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air.
Meskipun demikian, kebutuhan organisme akan air tidaklah sama antara satu
dengan yang lainnya. Begitu pula dengan ketersediaan air di suatu daerah, tidak
sama antara daerah satu dengan yang lainnya. Hal ini juga akan mempengaruhi
cara hidup organisme yang ada di daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang
hidup di daerah gurun akan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif
sedikit sebagai penyesuaian terhadap lingkungan hidupnya yang minin air. Berbagai
jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan keadaan tersebut, salah satunya
dengan membentuk daun yang tebal dan sempit sehingga mengurangi penguapan. Contohnya
adalah tumbuhan kaktus.
Komponen abiotik lainnya adalah udara. Kita tidak bisa
menyangkal bahwa peranan udara sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Oksigen
yang kita gunakan untuk bernapas atau CO2 yang diperlukan tumbuhan untuk
berfotosintesis juga berasal dari udara. Bahkan bumi kita pun dilindungi oleh
atmosfer yang merupakan lapisan-lapisan udara.
Keadaan udara di suatu tepat dipengaruhi oleh cahaya matahari, kelembaban, dan juga temperatur (suhu). Intensitas cahaya matahari yang diterima oleh suatu daerah akan mempengaruhi kelembaban atau kadar uap air di udara. Selain itu, cahaya matahari juga menyebabkan peningkatan suhu atau temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir atau bergerak membentuk angin. Kesemuanya memberikan pengaruh bagi organisme.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama semua makhluk hidup, karena dengannya tumbuhan dapat berfotosintesis. Sedangkan keberadaan uap air di udara akan mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh organisme. Organisme yang hidup di daerah panas (suhu udara tinggi dan kelembaban rendah) akan berupaya untuk mengurangi penguapan air dari dalam tubuh, misalnya onta yang merupakan hewan khas padang pasir. Sedangkan beruang kutub, karena hidup di lingkungan yang sangat dingin, beradaptasi dengan memiliki bulu yang tebal. Selain itu, perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu aliran udara akibat perbedaan tekanan. Sehingga organisme akan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya pada tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di daerah dengan angin yang kencang, daerah pantai misalnya, membentuk sistem perakaran yang kuat dan batang yang elastis supaya tidak mudah patah ketika diterpa angin. Contohnya jenis tumbuhan tersebut adalah cemara udang.
Selain air, udara, dan cahaya matahari, keberadaan suatu
ekosistem juga dipengaruhi oleh kondisi tanah. Apa yang akan terjadi bila bumi kita
ini hanya berisi batu dan logam, tanpa ada tanah? Tentu kita tidak akan menjumpai
berbagai jenis tumbuhan dan organisme lainnya. Tanah merupakan tempat hidup
bagi berbagai jenis organisme, terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan menjadikan
suatu daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan organisme lain
yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Coba kalian bandingkan tanah yang subur
dengan tanah yang tandus. Di tanah yang manakah lebih banyak terdapat
organisme? Tentu di tanah yang subur, bukan? Kualitas tanah bisa dilihat dari
derajat keasaman (pH), tekstur (komposisi partikel tanah), dan kandungan garam
mineral atau unsur haranya.
Komponen abiotik yang juga tidak kalah penting adalah
topografi dan iklim. Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian
di atas permukaan air laut (altitude) atau dipandang dari garis bujur dan garis
lintang (latitude). Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan
intensitas cahaya, kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga
topografi dapat menggambarkan distribusi makhluk hidup. Sedangkan iklim
merupakan keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat yang luas dalam waktu yang
lama (30 tahun), terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik seperti
kelem baban udara, suhu, curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya.
Iklim mempunyai hubungan yang erat dengan komunitas
tumbuhan dan kesuburan tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklim tropis,
seperti Indonesia, memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keane karagaman hayati
yang disebut hutan hujan tropis sedangkan di daerah subtropis hutan seperti
itu tidak dijumpai.
Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi semua jenis makhluk hidup yang ada
pada suatu ekosistem. Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme. Menurut peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai. Organisme yang
berperan sebagai produsen adalah semua organisme yang dapat membuat makanan sendiri.
Organisme ini disebut organisme autotrof, contohnya adalah tumbuhan hijau.
Sedangkan organisme yang tidak mampu
membuat makanan sendiri (heterotrof) berperan sebagai konsumen.
Tumbuhan merupakan organisme autotrof karena dapat membuat
makanan sendiri melalui fotosintesis. Dalam proses ini, bahan anorganik diubah
menjadi senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Melalui proses
fotosintesis, gas CO2 hasil buangan organisme lain diubah oleh tumbuhan menjadi
zat gula, oksigen, dan energi.
Selain mampu mencukupi kebutuhannya akan energi, produsen juga berperan sebagai sumber energi bagi organisme lain. Energi yang dihasilkan produsen akan dimanfaatkan oleh organisme lain melalui proses makan dan dimakan. Hewan pemakan tumbuhan memperoleh energi dari tumbuhan yang dimakannya. Sedangkan hewan pemakan tumbuhan tersebut juga bisa dijadikan sumber energi bagi hewan lain yang memakannya. Organisme yang memperoleh makanan dengan cara demikian disebut konsumen. Jadi, organisme yang berperan sebagai konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri (organisme heterotrof).
Berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsinya, konsumen
dibedakan menjadi tiga macam yaitu herbivora,
karnivora, dan omnivora.
Herbivora adalah organisme pemakan tumbuhan. Contohnya
adalah kerbau, sapi, kambing, kelinci, dan zebra. Karnivora adalah organisme
pemakan hewan (daging). Misalnya singa, serigala, harimau, kucing, dan elang.
Sedangkan omnivora adalah organisme pemakan segala jenis makanan, baik tumbuhan
maupun hewan. Contoh omnivora adalah ayam, itik, dan manusia
Selain produsen dan konsumen, terdapat pula organisme
yang berperan sebagai pengurai. Pernahkah kalian berpikir bagaimana tumbuhan
dan hewan yang mati di suatu tempat dapat hilang setelah beberapa waktu kemudian?
Hilangnya tumbuhan dan hewan yang telah mati ini disebabkan oleh aktivitas
organisme pengurai atau dekomposer. Mereka berperan menguraikan (melakukan
dekomposisi) sisa-sisa organisme yang sudah mati (detritus). Karena memakan
detritus, organisme ini disebut juga detritivora.
Organisme pengurai memperoleh makanan dengan cara merombak
sisa produk organisme dan organisme yang mati dengan enzim pencernaan yang
dimilikinya. Hasil perombakan ini kemudian diserap sebagai makanan. Kegiatan
pengurai memungkinkan senyawa sederhana didaur ulang, sehingga dapat digunakan
kembali oleh organisme autotrof atau produsen. Contoh organisme yang termasuk
pengurai/dekomposer . Cotoh pengurai antara lain : bakteri saprofit, jamur saprofit.
demikian tadi penjelasan mengenai komponen ekosistem. Semoga bermanfaat.
0 Komentar