Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati dapat mengalami penurunan baik karena faktor alam maupun akibat aktivitas manusia. Bencana alam, misalnya kebakaran hutan, merupakan salah satu faktor alam yang mengakibatkan kerusakan ekosistem yang dapat mengancam berkurangnya keanekaragaman hayati.

hutan yang terbakar bisa menjadi ancaman
bagi kelestarian keanekaragaman hayati

Secara umum aktivitas manusia memiliki andil besar terhadap berkurangnya keanekaragaman hayati Indonesia. Dengan kata lain, beberapa aktivitas manusia baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja bisa menjadi ancaman serius bagi kelestarian keanekaragaman hayati dalam skala lokal maupun global.

Seringkali aktivitas manusia yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian malah mengancam keanekaragam hayati, misalnya alih fungsi lahan hutan hujan tropis menjadi perkebunan, pertanian, dan keperluan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut mengakibatkan
berkurangnya habitat beberapa mahkluk hidup yang hidup di hutan hujan tropis dan juga berakibat pada musnahnya spesies tertentu

Contoh lain tentang kegiatan manusia yang mengancam berkurangnya keanekaragaman adalah penangkapan satwa untuk diperjualbelikan. Trenggiling adalah salah satu hewan yang diburu untuk obat tradisional. Kegiatan manusia ini tentulah mengancam populasi trenggiling ini bukan?
Selain itu, masih banyak aktivitas manusia yang dapat menurunkan keaneakaragaman hayati seperti penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya, penebangan hutan dan penggunaan pestisida.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian keanekaragaman hayati seperti hutan lindung, cagar alam dan taman nasional. Untuk mengatasi kelangkaan tanaman dapat dilakukan perbanyakan dengan kultur jaringan sedangkan untuk mengatasi kelangkaan hewan dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi kloning.

Sumber : Ratna Ayuk,dkk,2021,Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa SMA kelas X,Jakarta,Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.


Posting Komentar

0 Komentar