Bagaimana Ahli Mengelompokkan Mahkluk Hidup?

Dalam sejarah pengelompokan (klasifikasi) mahkluk hidup, pada mulanya para ahli menggunakan dua skema dalam pengelompokan mahkluk hidup, yaitu klasifikasi buatan dan klasifikasi alami. Kedua klasifikasi ini sama-sama menggunakan ciri-ciri yang menonjol sebagai dasar klasifikasi tetapi berbeda dalam cara penetapan ciri-ciri tersebut. 

Pada klasifikasi buatan ( Artificial ), dilakukan dengan cara memilih dengan bebas ciri-ciri pemersatu terlebih dahulu baru kemudian mengelompokkan organisme yang sesuai. Contohnya ketika melakukan pengelompokan dengan ciri pemersatu ada tidaknya sirip, maka paus akan dikelompokkan dengan ikan. Kelebihan dari klasifikasi ini adalah mudah untuk dikembangkan dan tidak mudah berubah, namun kelemahannya pengelompokannya tidak menunjukkan hubungan evolusioner.

Berbeda halnya dengan klasifikasi buatan, klasifikiasi alami ( Natural ) pengelompokan organisme dilakukan berdasarkan kemiripan terlebih dahulu dan baru kemudian mengidentifikasi ciri-ciri yang dimiliki satu sama lain. Kelemahan klasifikasi ini adalah pengelompokannya berubah jika ditemukan informasi yang baru. Seperti pengelompokan gorilla, orang utan dan simpanse yang sebelumnya digolongkan pada famili pongidae tetapi sekarang digolongkan ke dalam famili hominidae. Begitupula alga, yang sebelumnya dikelompokkan dalam kingdom plantae, namun sekarang dikelompokkan pada kingdom protista.

Dalam perkembangannya muncul klasifikasi filogenetik. Klasifikasi ini digunakan untuk mengelompokkan organisme berdasarkan pada hubungan kekerabatan yang ditunjukkan pada materi genetis suatu organisme. Organisme yang memiliki tingkat persamaan yang lebih tinggi dalam urutan DNA atau asam nukleatnya dinilai memiliki hubungan yang lebih dekat.

Klasifikasi lainnya, menganut sistem kingdom, yaitu model klasifikasi yang mengelompokkan mahkluk hidup ke dalam kingdom. Dalam sejarah perkembangannya, awalnya mahkluk hidup di dunia ini dikelompokkan ke dalam dua kingdom ( sistem dua kingdom ), kemudian muncul sistem 3 kingdom,  4 kingdom, 5 kingdom, hingga 6 kingdom.


Contoh hasil klasifikasi sistem 6 kingdom.

Demikianlah cara ahli taksonomi mengelompokkan tumbuhan.

Sumber : Ratna Ayuk,dkk,2021,Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa SMA kelas X,Jakarta,Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Posting Komentar

0 Komentar