Ciri-ciri, Klasifikasi, Cara Reproduksi dan Peranan Tumbuhan Lumut

 lumut  merupakan salah satu kelompok tumbuhan pada Kingdom Plantae. Lumut (Bryophita) berasal dari bahasa Yunani yaitu bryon yang berarti “Tumbuhan Lumut“. Pada umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel– sel yang memiliki pigmen hijau berupa klorofil sehingga lumut memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa organik melalui proses fotosintesis yang terjadi di dalamnya. Itulah sebabnya lumut tergolong organisme fotoautotrof.

Apa ciri-ciri tumbuhan Lumut ?

Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta) antara lain :
Tubuh berupa tallus (Talofita) yaitu tumbuhan yang tidak bisa dibedakan antara akar, batang dan daun;  Tumbuhan lumut disebut juga dengan tumbuhan peralihan karena ada berupa tumbuhan yang masih berupa talus (lembaran, yakni lumut hati), tetapi ada juga yang sudah mempunyai struktur tubuh mirip dengan akar, batang dan daun sejati (lumut daun); tumbuhan lumut juga merupakan suatu tumbuhan pelopor (vegetasi perintis), yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh; Tidak memiliki berkas pembuluh pengangkut (Atracheophyta); 
Tumbuhan ini berukuran : makroskopis 1-2 cm, dan ada juga yang mencapai 40 cm; Tumbuhan ini tubuhnya berbentuk : mempunyai dua bentuk generasi, yakni generasi Gametofit dan generasi Sporofit.

Bagaimana pengelompokkan tumbuhan Lumut ?

Dalam sistem Klasifikasi Tumbuhan Lumut dikelompokkan ke dalam beberapa subdiviisi, yaitu terdiri dari 3 , yaitu Bryophyta, Hepaticophyta, dan Anthocerotophyta
a. Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Bryophyta mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid, struktur seperti batang, dan struktur seperti daun. Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium di bagian atasnya.
Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat dibedakan antara tumbuhan jantan dan tumbuhan betina. Akan tetapi, ada juga yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan. Tubuh fase sporofit yang dihasilkan akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina. Sporofit akan terus menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh nutrisi. Setelah dewasa, sporofit akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Pada beberapa spesies sporangium dilapisi struktur seperti tudung yang disebut kaliptra yang dihasilkan oleh arkegonium. Jika spora lumut sampai ke lingkungan yang sesuai, spora itu akan berkecambah dan tumbuh menjadi filamen yang disebut Protonema. Contoh lumut ini antara lain 
Polytrichum juniperinum, Funaria, Pogonatum cirratumAerobryopsis longissima, dan lumut gambut sphagnum.

Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati mencakup 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh.Bentuk tubuh gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun. Pada lumut hati tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih, disebut talus, yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun.Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Siklus hidup lumut hati mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuhnya agak berbeda.Di dalam sporangium terdapat sel yang berbentuk gulungan yang disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu 
 memencarkan spora. Pada beberapa lumut hati, gametangium berada pada struktur batang yamg disebut arkegoniofor (yang menghasilkan arkegonium) dan anteridiofor (yang menghasilkan anteridium).Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan sel yang disebut gemma yang merupakan struktur seperti mangkok di permukaan gametofit.
Contoh : lumut hati adalah 
Marchantia polymorpha dan Porella.

Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)
Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan gametofit lumut hati, perbedaannya hanya terletak pada sporofitnya.Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit.
Masing– masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan lumut.Contohnya adalah 
Anthoceros natans.Pada spesies ini arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit. Ciri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit. 

Bagaimana cara Tumbuhan Lumut berkembang biak ?
Pada lumut terjadi reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit.
Pada lumut hati, reproduksi secara vegetatif (asesual) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
Reproduksi generatif terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan.
Reproduksi lumut terjadi secara bergantian antara generatif dengan vegetatifnya, reproduksi vegetatifnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi generatifnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:
 Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
 Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Tumbuhan lumut yang menghasilkan dua macam alat kelamin pada tubuh yang sama disebut lumut berumah satu (monoesis), sedangkan tumbuhan lumut yang menghasilkan alat kelamin pada tubuh yang berbeda disebut lumut berumah dua (diesiss). Pada lumut berumah dua, tumbuhan yang menghasilkan anteridium disebut gametofit jantan dan tumbuhan yang menghasilkan arkegonium disebut gametofit betina

Metagenesis Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut mengalami metagenesis antara generasi gametofit dan generasi sporofit. Tahapan metagenesis pada tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :
 Spora haploid (n) yang jatuh di tempat lembap akan berkecambah menjadi protonema (n)
 Protonema akan berkembang menjadi gametofit (n). Gametofit adalah tumbuhan lumut itu sendiri. Gametofit akan menghasilkan anteridium (n) dan arkegonium (n).
 Anteridium menghasilkan gamet jantan (spermatozoid) dan arkegonium menghasilkan gamet betina (ovum/sel telur).
 Fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot akan berkembang menjadi sporofit. Pada sporofit terdapat sporangium (kotak spora)
 Di dalam sporangium, terdapat sel-sel induk spora diploid (2n) yang akan mengalami pembelahan meiosis menjadi spora haploid (n)



Apa Peran Lumut Bagi Kehidupan ?
Secara umum, Tumbuhan lumut  berperan dalam ekosistem sebagai tumbuhan perintis dan juga produsen. 
Disisi lain , ada beberapa jenis tertentu bermanfaat  dalam kehidupan. Beberapa manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta) adalah sebagai berikut :
- Sebagai obat hepatitis (
Marchantia polymorpha)
- Bahan pembalut dan bahan bakar (Spaghnum sp)
- Sebagai obat antiseptik (
Frullania tamarisci , sejenis lumut hati)
- Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung (
Cratoneuron filicinun , jenis lumut daun)
- Membantu mengobati penyakit pneumonia (
Haplocaldium catillatum,  jenis lumut daun)
- Sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar (Conocphalum conicum ,jenis lumut hati)
- Mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai obat bius (
Rhodobryum giganteumjenis lumut daun).
Sementara itu, beberapa tumbuhan lumut yang hidup ditembok bangunan (gedung, candi, dll) bersifat merugikan karena bisa melapukkan tembok beton ataupun batu candi. Untuk kerugian lainnya, belum diketahui secara pasti.

Demikian tadi uraian mengenai ciri-ciri tumbuhan lumut, klasifikasi, cara reproduksi tumbuhan lumut serta peranannya dalam kehidupan.
Sumber :
Prasida W,2020,Modul Pembelajaran SMA Biologi untuk kelas X,Plantae,

Posting Komentar

0 Komentar