Pindah Silang (Crossing Over) dapat terjadi apabila ada pertukaran sebagian gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen dari kromatid pasangan homolognya. Pada peristiwa meiosis, kromatid yang berdekatan dengan kromosom homolog tidak selalu berjajar, berpasangan, dan beraturan, tetapi kadang-kadang saling melilit yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sering mengakibatkan sebagian gen-gen suatu kromatid bertukar dengan gen-gen kromatid homolognya. Peristiwa ini disebut pindah silang atau crossing over. Akibat peristiwa pindah silang ini, jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1 : 1. Macam gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi empat macam. Dua gamet memiliki gen-gen yang seperti pada induknya, disebut gamet tipe parental. Dua gamet lainnya berbeda dengan induknya dan merupakan hasil pindah silang, disebut gamet tipe rekombinasi.
Perhatikan
bagan gametogenesis pada yang menggambarkan terjadinya pindah silang antara
satu pasang kromosom yang membawa gen AaBb dan menghasilkan empat macam gamet.
Berdasarkan
percobaan Morgan dan Bridges pada Drosophila
melanogaster, dilaporkan adanya peristiwa pindah silang pada lalat betina,
tetapi tidak terjadi pada lalat jantan. Morgan dan Bridges menyilangkan lalat
buah jantan bermata merah-sayap normal (PPVV) dengan lalat buah betina bermata
ungu-sayap keriput (ppvv). Setelah itu, dilakukan uji silang (test cross)
terhadap keturunan F1 (PpVv), baik pada lalat buah jantan maupun betina.
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Individu
bergenotip tipe parental, yaitu PpVv (mata merahsayap normal) dan ppvv (mata
ungu-sayap keriput). Individu bergenotip tipe rekombinasi, yaitu Ppvv (mata
merah-sayap keriput) dan ppVv (mata ungu-sayap normal). Besarnya nilai pindah
silang (NPS) dapat dihitung sebagai berikut
Berdasarkan
data percobaan Morgan dan Bridges di atas, besar nilai pindah silang dapat
dihitung sebagai berikut. 773 16 + 22 × 100% = 4,90% Hal ini menunjukkan bahwa
kekuatan pindah silang (crossing over) antargen sebesar 4,90%
0 Komentar