Perkembangan biologi didasari oleh rasa ingin tahu tentang sesuatu yang bisa diindera. Contoh : Tumbuhan menunjukkan gejala tumbuh dan berkembang dengan gerakan yang terbatas, misalnya akar bergerak (tumbuh) ke tempat yang mengandung banyak air dan mineral. Batang tumbuh ke atas yang memungkinkan daun memperoleh sinar matahari sebanyak-banyaknya.
Hewan yang mempunyai kemampuan bergerak yang lebih leluasa, keingintahuannya bersifat insting yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Dengan insting itu hewan merasa perlu mencari makan, melindungi diri, dan berkembang biak. Misalnya ikan bergerak karena ingin tahu apakah di daerah lain terdapat cukup makanan, cukup aman dari ancaman predator, sehingga cukup layak untuk berkembang biak.
Manusia selain mempunyai insting juga dikaruniai kemampuan berpikir yang terus berkembang sepanjang zaman. Kemampuan berpikir itu mendorong manusia selalu ingin tahu segala sesuatu, apa dan bagaimana. Hal ini menyebabkan manusia dapat menggunakan pengetahuan yang dahulu dan mengkombinasikan dengan pengetahuan sekarang sehingga menghasilkan pengetahuan yang baru. Contohnya manusia purba memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berburu dan meramu. Karena kemampuan berpikir dan keinginannya untuk hidup lebih enak dan semua kebutuhannya terpenuhi, manusia modern melakukan budidaya tanaman, memelihara ternak, bahkan mendirikan industri-industri. Bandingkan dengan harimau dan buaya, dari zaman dahulu hingga sekarang selalu berburu untuk memenuhi kebutuhan makanan. Demikianlah rasa ingin tahu manusia berkembang terus menerus yang menimbulkan perbendaharaan pengetahuan.
Sebelum
ditemukan metode ilmiah, pengetahuan
diperoleh dengan
berbagai cara yaitu prasangka, intuisi, dan coba-coba (trial and error). Prasangka merupakan
pengetahuan yang didasarkan pada anggapan-anggapan yang diyakini
kebenarannya
namun belum tentu anggapan itu benar. Intuisi merupakan
pengetahuan yang didasarkan pada pendapat seseorang yang
didasarkan pada pengetahuannya yang terdahulu melalui proses
yang tidak disadari, muncul begitusaja sehingga kebenarannya
sukar dibuktikan meskipun kadang-kadang masuk akal dan sesuai dengan kenyataan.
Sedangkan trial and error merupakan pengetahuan yang diperoleh setelah
melakukan coba-coba atau untung-untungan. Pengetahuan yang diperoleh dengan
cara-cara tersebut tidak relevan lagi dengan keadaan dan kebutuhan sekarang
karena kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Lalu, tahukah anda bagaimanakah pengetahuan yang ilmiah
itu?
Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi empat syarat
yaitu objektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum.
1. Objektif, yaitu sesuai dengan
objeknya yang dapat dibuktikan dengan pengamatan, tidak didasarkan atas persepsi
peneliti/orang lain.
2. Metodik, yaitu pengetahuan itu
didapatkan dengan melakukan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3. Sistematik, yaitu tersusun dalam
sistem (tidak berdiri sendiri) yang saling berkaitan dengan pengetahuan lain
sehingga dapat menjelaskan sesuatu secara menyeluruh.
4. Universal, yaitu pengetahuan itu
berlaku untuk semua orang dan dapat dibuktikan oleh siapa pun dengan langkah-langkah
yang sama.
Biologi dikembangkan dengan metode
ilmiah, karenanya kesimpulan yang ditarik harus sah, benar, dapat dibuktikan,
tidak berdasar pada persepsi peneliti tetapi dari data-data dan fakta. Anda
telah tahu bahwa biologi telah berkembang pesat, namun seperti ilmu-ilmu yang
lain perkembangannya tidak akan pernah berhenti. Lalu siapakah yang akan
melanjutkan mengembangkan biologi?
Tentu saja anda sebagai generasi muda sangat berperan
dalam mengembangkan kemajuan biologi.
Untuk itu anda harus mengembangkan sifat ingin tahu dan kritis, karena setiap
diperoleh suatu kesimpulan (yang bersifat sementara) selalu menimbulkan
pertanyaan dan masalah baru yang perlu diteliti. Bagaimana melakukan
penelitian, apakah penelitian harus dilakukan dengan alat-alat yang canggih dan
biaya mahal? Tentu saja tidak, anda dapat belajar melakukan penelitian dari
hal-hal yang kecil.
Metode ilmiah merupakan proses berpikir secara deduktif dan induktif. Berpikir deduktif berarti berpikir dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Dalam metode ilmiah tercermin dengan munculnya hipotesis yang dibuat berdasarkan teori yang mendasari. Sedangkan berpikir induktif adalah berpikir dari hal yang bersifat khusus ke hal yang bersifat umum. Hal ini tercermin dengan langkah penarikan kesimpulan
1. Merumuskan
Masalah
Masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, atau bagaimana (ABDIKASIM: apa,
bagaimana, di mana, kapan,
siapa, mengapa) tentang objek yang akan diteliti. Masalah yang akan anda teliti
harus jelas batasannya. Sebaiknya masalah juga harus spesifik agar mempermudah
dalam pelaksanaan penelitian dan melakukan kontrol.
2. Mengajukan Hipotesis
Hipotesis menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban dari masalah yang sedang
diteliti. Jadi hipotesis merupakan dugaan sementara yang didukung oleh pengetahuan dan teori relevan
yang telah dimiliki. Hipotesis inilah yang harus anda uji kebenarannya melalui
observasi atau eksperimen. Ada dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu
hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif
berisi dugaan yang menyatakan bahwa perlakuan yang anda berikan dalam penelitian
berpengaruh terhadap variabel yang anda amati.
Contoh: ada pengaruh pemberian pupuk N
terhadap peningkatan kadar protein biji kacang hijau. Sedangkan hipotesis nol
merupakan kebalikan dari hipotesis kerja yaitu dugaan yang menyatakan tidak ada
pengaruh. Contoh: tidak ada pengaruh
pemberian pupuk N terhadap peningkatan kadar protein biji kacang hijau.
3. Menguji Hipotesis
Hipotesis harus diuji dengan mengumpulkan berbagai faktafakta dan data yang
relevan untuk mengetahui apakah faktafakta dan data itu mendukung hipotesis
yang anda ajukan atau tidak. Fakta dapat berupa observasi atau pengamatan,
misalnya pengamatan secara langsung atau dengan mikroskop. Data dapat anda
peroleh melalui percobaan/eksperimen baik di lapangan maupun di laboratorium.
Sebelum melaksanakan penelitian anda harus memahami pedoman keselamatan kerja
di laboratorium dan mengerti tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan, termasuk variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol, serta
parameter-parameter yang akan diamati.
Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam percobaan dan memiliki
nilai yang dapat berubah atau diubah. Variabel yang muncul dalam penelitian
adalah variabel bebas, variabel terikat,
variabel kontrol, dan variabel
pengganggu (galat atau kesalahan).
Variabel bebas atau variabel percobaan merupakan variabel
yang sengaja dibuat tidak sama untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap variabel
terikat. Variabel terikat adalah variabel yang mengalami perubahan karena perlakuan
variabel bebas. Variabel kontrol merupakan variabel yang dibuat sama dalam
suatu penelitian, biasanya faktor lain diluar perlakuan yang dikenakan pada
objek penelitian.
Sedangkan variabel pengganggu adalah variabel yang tidak diharapkan tetapi
dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Contohnya dalam penelitian pengaruh
pemberian pupuk N terhadap peningkatan kadar protein biji kacang hijau variabelbebasnya
adalah kadar pupuk N yang berbeda-beda, variabel terikat adalah kadar protein
pada biji kacang hijau yang disebabkan pemberian pupuk N, variabel kontrol
berupa jenis kacang hijau, komposisi tanah, volume dan frekuensi penyiraman,
dan lingkungan percobaan yang dibuat sama pada semua unit percobaan. Variabel
pengganggu yang dapat muncul misalnya serangan hama, keadaan cuaca yang diluar
perkiraan, dan sebagainya.
Perlu anda ingat bahwa memberi perlakuan terhadap satu individu atau satu
kelompok saja untuk diamati pengaruhnya akibat suatu perlakuan, tidak
disarankan karena data yang diambil harus mewakili seluruh populasi objek.
Untuk itu dalam penelitian eksperimen perlu dilakukan pengulangan yaitu perlakuan
yang sama diulang pada individu atau kelompok lain yang disebut sampel.
Contohnya dalam penelitian diatas, bila setiap kadar pupuk N diberikan pada 10
tanaman berarti pemberian satu kadar pupuk diulang 10 kali.
Anda juga harus mempersiapkan bahan-bahan beserta peralatannya termasuk cara
penggunaan alat dan bagaimana menangani bahan terutama bahan yang mudah rusak
dan bahan kimia berbahaya. Data yang diambil harus relevan dengan permasalahan
yang dihadapi. Dalam pengumpulan data ini anda harus menjunjung tinggi
kejujuran dan objektivitas agar hasil penelitian sesuai dengan kenyataan yang
ada.
4. Mengolah dan Menganalisis Data
Data yang anda peroleh dapat berupa data kuantitatif (berupa angka-angka,
misalnya tinggi, berat, panjang, luas, kandungan zat, dan sebagainya) maupun
data kualitatif (misalnya warna, tekstur, bentuk, dan sebagainya). Anda harus
menggunakan alat ukur yang tepat dan standar sehingga diperoleh data
kuantitatif yang akurat. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis, ditafsirkan,
dan jika perlu diuji secara statistik sebagai dasar untuk menolak atau menerima
hipotesis yang telah diajukan.
Terdapat berbagai uji statistik yang berguna sebagai alat bantu dalam
menganalisis data kuantitatif, misalnya analisis regresi, analisis varian,
analisis kovarian, analisis jalur, dan sebagainya.
Uji statistik tidak mutlak diperlukan karena sifatnya hanya sebagai alat bantu.
Tetapi berdasarkan pengalaman para peneliti, uji statistik membantu
menganalisis data secara objektif dengan derajat keabsahan/kepercayaan tertentu
sehingga kebanyakan penelitian menggunakan uji statistik dalam analisis data.
5. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan data-data yang telah dianalisis dan diuji untuk
menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Hipotesis diterima bila
data-data yang dikumpulkan sesuai /mendukung pernyataan dalam hipotesis.
Sebaliknya bila data-data tidak sesuai maka hipotesis harus ditolak.
Hipotesis yang diterima menjadi pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah dan
menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Sedangkan hipotesis yang
ditolak bukan berarti penelitian itu gagal. Mungkin ada beberapa
hal yang dibenahi misalnya parameter yang diamati tidak
tepat, pengaturan variabel kurang sesuai, atau memang
kenyataan bahwa hipotesis yang diajukan harus ditolak. Jadi segala
sesuatu perlu dikaji ulang atau bahkan dilaksanakan
penelitian ulang. Langkah-langkah dalam metode ilmiah harus
ditempuh secara bertahap dan berurutan karena langkah yang
satu merupakan landasan untuk mengerjakan langkah
berikutnya.
Dalam
praktiknya, sebelum melakukan penelitian anda harus merancang
segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitianmu
dalam sebuah rencana atau proposal penelitian.
Proposal
inilah yang kemudian diajukan kepada pembimbing atau penyandang
dana (sponsor) untuk dikaji lebih lanjut dari berbagai sudut
pandang, misalnya relevansi permasalahan, kesesuaian
metode, ketepatan penentuan variabel dan cara pengambilan
data, dan lain-lain. Bagi peneliti, proposal merupakan
panduan bagaimana penelitian itu harus dilakukan.
Bagi
pihak lain, proposal menginformasikan perlunya penelitian dilakukan dan
bagaimana penelitian itu dilaksanakan.
Setelah
proposal disetujui, barulah penelitian anda lakukan. Anda harus
selalu berkonsultasi dengan pembimbing dalam setiap tahap
penelitian. Pembimbing terdiri dari orang-orang yang memahami
bidang yang anda teliti dan berpengalaman dalam melakukan
penelitian sehingga dapat membantu memecahkan masalah yang
mungkin anda temui selama penelitian. Hasil penelitian
kemudian disusun menjadi laporan penelitian untuk dikomunikasikan
dengan orang lain atau berbagai pihak yang
berkompeten. Laporan penelitian inilah yang akan dikaji atau
dinilai untuk kemudian dimanfaatkan dan ditindaklanjuti karena
memuat pengetahuan ilmiah.
Pada
prinsipnya
laporan penelitian disusun seperti proposal penelitian yang dilengkapi
dengan data-data yang diperoleh dan analisanya beserta
pembahasan yang mengkaitkan antara hipotesis dan fakta-fakta
sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Sumber :
Herni Budiati,2009,Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X,Jakarta,Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
0 Komentar