Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) pada kloroplas dengan bantuan cahaya matahari.
Fotosintesis dapat dilakukan oleh
tumbuhan, alga, dan bakteri yang memiliki
kloroplas. Hasil dari
fotosintesis adalah molekul glukosa yang disimpan
dalam bentuk pati, amilum, atau tepung. Secara garis besar, reaksi fotosintesis dapat
dituliskan sebagai berikut:
Pada beberapa aspek, proses fotosintesis dapat dikatakan sebagai kebalikan proses respirasi seluler. Fotosintesis membentuk glukosa dan menggunakan energi matahari, sedangkan respirasi memecah glukosa untuk menghasilkan energi.
a.
Cahaya Matahari
Cahaya matahari
merupakan salah satu bentuk energi. Mata manusia dapat melihat cahaya tampak
dengan panjang gelombang 400 nm (ungu) hingga 730 nm (merah). Cahaya matahari
sebenarnya merupakan campuran panjang gelombang yang berbeda dan cahaya tampak
hanyalah sebagian kecil gelombang yang dipancarkan matahari. Cahaya tampak
terdiri atas warna pelangi
dari ungu hingga merah. Perhatikan gambar
Permukaan benda akan tampak hitam jika menyerap semua panjang gelombang cahaya tampak. Adapun benda yang tampak putih memantulkan semua panjang gelombang cahaya tampak. Benda yang berwarna menyerap sebagian warna dan memantulkan warna yang terlihat mata. Jika benda berwarna merah, ia memantulkan cahaya merah dan menyerap cahaya lainnya. Bagaimana dengan daun yang berwarna hijau?
b. Pigmen Fotosintesis
Pada sel eukariot, proses fotosintesis terjadi dalam organel yang disebut kloroplas.
Organel ini memiliki dua lapis membran luar. Di dalam kloroplas terdapat
tumpukan membran yang disebut tilakoid. Tilakoid merupakan membran yang mirip
kantung dan pada beberapa bagian tersusun
bertumpuk membentuk grana. Bagian matriks dari kloroplas disebut stroma
Membran
tilakoid memiliki protein penting dan berperan sebagai pembawa elektron. Akan
tetapi, fungsi penting dari membran ini dalam fotosintesis adalah kandungan
pigmen yang terdapat di dalamnya, yakni pigmen
klorofil.
Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya dengan efisiensi tinggi. Seperti
pigmen lainnya, klorofil hanya dapat menyerap sebagian cahaya tampak. Klorofil dapat
menyerap cahaya merah dan biru sangat baik, sedangkan cahaya hijau sangat
sedikit diserap. Oleh karena itulah, tumbuhan yang mengandung klorofil terlihat
berwarna hijau oleh mata kita karena cahaya hijau lebih banyak dipantulkan.
Tumbuhan juga memiliki pigmen lain, terutama karotenoid. Pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Pigmen
warna kuning, jingga, merah, dan ungu ini menyebabkan bakteri, tomat dan daun
memiliki warna beraneka ragam.
Terdapat
beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a merupakan
jenis klorofil yang paling penting dalam fotosintesis. Klorofil ini terdapat
pada semua makhluk hidup yang dapat berfotosintesis. Klorofil a dapat menyerap
cahaya maksimal dengan panjang gelombang 430 nm dan 662 nm. Klorofil b juga
berperan dalam fotosintesis. Klorofil b menyerap cahaya maksimal dengan panjang
gelombang 453 dan 642 nm.
c.
Mekanisme Fotosintesis
Pada awal abad
ke-20, para ilmuwan menyadari bahwa fotosintesis dapat dibedakan menjadi dua
proses reaksi yang memerlukan cahaya dan reaksi yang tidak memerlukan cahaya.
Reaksi yang memerlukan cahaya disebut juga reaksi terang. Reaksi ini secara
langsung berhubungan dengan
pigmen dan tilakoid di kloroplas. Adapun reaksi yang tidak memerlukan cahaya
disebut juga reaksi gelap, terjadi di stroma dan matriks klorofil.
1) Reaksi Terang ( Light Reaction )
Proses dari reaksi terang adalah pusat fotosintesis. Pusat reaksi tersusun atas
molekul klorofil yang dikelilingi oleh molekul lain yang mampu menerima
elektron. Pusat reaksi terang disebut fotosistem yang terdiri atas kompleks
protein, klorofil, dan pigmen lain yang menyerap cahaya. Fotosistem ini
terdapat di membran tilakoid. Pada tumbuhan dan alga terdapat dua pusat reaksi
yang bekerja secara teratur. Pusat reaksi ini ditemukan karena memiliki
penyerapan panjang gelombang cahaya yang berbeda. Fotosistem I memiliki penyerapan
cahaya maksimum 700 nm, karena pada fotosistem I terdapat pigmen yang dapat
menyerap panjang gelombang maksimum 700 nm (p700). Fotosistem II memiliki
penyerapan cahaya maksimum 680 nm dengan pigmen yang dapat menyerap panjang
gelombang maksimum 680 nm (p680). Meskipun fotosistem I ditemukan lebih dahulu,
reaksi transfer elektron berawal dari fotosistem II. Elektron bergerak dari fotosistem II ke fotosistem I.
Ketika cahaya matahari (foton) mengenai fososistem II, akan menyebabkan
elektronnya tereksitasi (keluar). Elektron ini akan digantikan oleh elektron
hasil hidrolisis dari molekul air. Peristiwa pemecahan molekul air pada
fotosintesis ini disebut fotolisis.
Dapat
Anda lihat bahwa fotolisis menyediakan elektron (e–). Selain itu juga, proses
ini menghasilkan oksigen (O2) dan pasangan proton bebas (H+) di dalam tilakoid.
Pada reaksi inilah sumber oksigen di bumi dihasilkan.
Bagaimanakah proses fotosintesis selanjutnya? Elektron yang dihasilkan akan
memasuki sistem transfer elektron. Reaksi transfer elektron ini dapat dibedakan
menjadi reaksi nonsiklik dan reaksi siklik.
a) Reaksi nonsiklik
Elektron yang tereksitasi dari fotosistem II bergerak melalui rangkaian akseptor
elektron, seperti plastoquinon, sitokrom f, dan plastosianin. Pada proses
tersebut dilepaskan energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP. Selanjutnya
elektron mencapai fotosistem I.
Seperti fotosistem II, fotosistem I merupakan molekul kompleks yang dapat
melepaskan elektron yang dipicu oleh cahaya matahari. Elektron yang terlepas
dari fotosistem I segera digantikan oleh elektron dari fotosistem II.
Pada
reaksi ini, elektron yang dilepas fotosistem I tidak kembali lagi ke fotosistem
I. Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini disebut juga fotofosforilasi
nonsiklik.
b) Reaksi siklik
Pada beberapa kasus, terjadi pola pergerakan elektron yang berbeda. Pola
ini disebut reaksi siklik, karena elektron yang dilepaskan fotosistem I selalu
kembali pada fotosistem I. Ketika elektron melalui beberapa akseptor elektron,
energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP
Pembentukan ATP melalui reaksi siklik disebut juga fotofosforilasi siklik. Reaksi ini dilakukan jika ATP yang dibuat kurang dan banyak terjadi pada bakteri fotoautototrof.
2) Reaksi Gelap ( Dark Reaction )
Reaksi gelap merupakan langkah selanjutnya setelah reaksi terang. Reaksi ini
terjadi di stroma kloroplas. Reaksi terang telah menyediakan energi kimia pada
stroma kloroplas dalam bentuk ATP dan NADPH.
Energi ini akan digunakan untuk menghasilkan glukosa, yaitu hasil akhir reaksi
fotosintesis.
Reaksi gelap memerlukan ATP, NADPH, CO2, rangkaian enzim, serta kofaktor yang
dapat ditemukan pada stroma kloroplas. Reaksi ini dijelaskan pertama kali oleh Melvin
Calvin dan Andrew Benson. Oleh karena itu, reaksi ini disebut juga siklus
Calvin-Benson. Perhatikan gambar berikut.
a) Fase fiksasi
Berdasarkan gambar
tersebut, langkah pertama siklus Calvin-Benson adalah fiksasi CO
2 dari udara oleh ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim rubisko.
Fiksasi ini membentuk senyawa beratom C6. Hasil yang tidak stabil tersebut dipecah
menjadi 2 senyawa C3 (3 fosfogliserat). Oleh karena itu, setiap 3 molekul CO2 yang
masuk akan menghasilkan enam molekul 3-fosfogliserat.
b) Fase reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-fosfogliserat menjadi 3-fosfogliseraldehid
(G3P) dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul G3P, siklus tersebut
memerlukan atom karbon dari tiga molekul CO2.
Sebenarnya
siklus ini mengambil satu karbon setiap satu siklusnya. Namun pada awal reaksi,
digunakan 3 molekul CO2 sehingga satu siklus reaksi ini menghasilkan 1 molekul
G3P utuh.
c) Pelepasan satu molekul G3P
Lima molekul G3P dari langkah kedua tetap berada dalam siklus. Satu molekul G3P
yang dilepaskan dari siklus merupakan hasil bersih fotosintesis. Sel tumbuhan
menggunakan dua molekul G3P untuk membentuk satu molekul glukosa.
d) Fase regenerasi RuBP
Rangkaian reaksi kimia menggunakan energi ATP untuk menyusun kembali atom pada
lima molekul G3P (total 15 atom C). Hal tersebut untuk membentuk tiga molekul
RuBP yang akan digunakan kembali dalam siklus Calvin-Benson. Berapa banyak
molekul CO2 yang harus
digunakan untuk membentuk satu molekul glukosa dalam siklus Calvin Benson?
0 Komentar