Air selalu diperlukan oleh setiap makhluk hidup, apalagi manusia. Air dimanfaatkan oleh manusia untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan keperluan hidup lainnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk memperoleh air yang sehat dan aman dikonsumsi.
Coba bayangkan bagaimana jika air yang kalian gunakan untuk minum dan memasak tercemar limbah?
Untuk mempelajari lebih lanjut apa dan bagaimana pencemaran air itu. Silahkan lanjutkan membaca postingan berikut !
ZONA BACA
Bacalah teks informasi berikut ini dengan cermat !
Seiring dengan perkembangan iptek,
terjadi pula peningkatan terhadap
aktivitas manusia. Namun, sering kali aktivitas manusia tersebut juga menyebabkan penurunan terhadap
kualitas air. Jika penurunan ini tidak
dikendalikan, akan terjadi pencemaran air.
Pencemaran air adalah masuknya
polutan ke dalam air atau berubahnya
tatanan air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai pada tingkat tertentu sehingga menyebabkan air tidak dapat berfungsi
lagi sesuai peruntukannya (PP RI No. 82 tahun 2001).
Polutan dapat
berupa zat cair atau padat yang berasal dari limbah rumah tangga, industri, pertanian, dan sebagainya.
Jika anda lihat di daerah-daerah
perkotaan, parit dan sungai-sungainya sudah tidak berwarna jernih lagi, tetapi
telah berubah menjadi cokelat,
hitam, dan sangat bau. Bagaimana mungkin ada hewan dan tumbuhan yang dapat hidup di
dalamnya?
Limbah deterjen dan penggunaan pupuk
buatan yang berlebihan juga
dapat mengganggu ekosistem air. Sisa pupuk buatan yang terbawa oleh air akan menyuburkan tumbuhan
yang hidup di air sehingga tumbuhan tersebut dapat menutupi permukaan air.
Keadaan ini akan mengganggu
kehidupan makhluk hidup di dalam air. Mengapa ? Karena tertutupnya permukaan air oleh
tumbuhan air akan menghalangi masuknya cahaya
matahari ke dalam air. Hal ini berpengaruh pada kegiatan fotosintesis yang dilakukan oleh
fitoplankton yang semakin berkurang.
Secara tidak langsung juga terjadi
pengurangan ketersediaan oksigen di dalam
air. Anda tahu bahwa oksigen sangat diperlukan dalam respirasi makhluk hidup. Dapat anda bayangkan
bagaimana jika di dalam air itu tidak
terdapat oksigen? Selain itu, adanya populasi tumbuhan air yang sangat cepat juga
memicu terjadinya pendangkalan sungai. Akibat
selanjutnya adalah cepat rusaknya bendungan dan mudahnya terjadi banjir.
Secara umum, pencemaran air dapat dikategorikan sebagai berikut.
a) Infection Agent
Infection agent merupakan bahan pencemar yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia (penyakit). Bahan pencemar ini berupa mikroorganisme patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik. Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air, dapat digunakan bakteri Coliform sebagai bakteri penunjuk (indicator organism). Jika dalam sampel air itu ditemui indicator organism, air tersebut sudah tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen). Akan tetapi, jika di dalam air tidak ditemukan indicator organism, air tersebut tidak tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen).
b) Zat-Zat Pengikat Oksigen
Dissolved Oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah indikator yang baik untuk menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam air di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air. Kandungan oksigen kurang dari 2 ppm hanya dapat mendukung kehidupan cacing, bakteri, jamur, dan mikroorganisme pengurai. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen dan proses fotosintesis fitoplankton. Oksigen digunakan untuk proses respirasi makhluk hidup air dan proses kimia dalam air.
Tahukah anda tentang siklus oksigen (oxygen)? Jika dalam suatu perairan banyak kemasukan sisa makanan, jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut akan meningkat. Hal ini akan berakibat pada peningkatan jumlah oksigen dalam air yang digunakan untuk pernapasan mikroorganisme sehingga menurunkan jumlah oksigen terlarut. Jika bahan organik telah habis, jumlah mikroorganisme akan berkurang pula sehingga secara alamiah kandungan oksigen di dalam akan naik dan kembali stabil. Bagaimana jika terjadi pembuangan sisa makanan ke dalam perairan tersebut secara terus-menerus?
c)
Sedimen
Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk ke air dari erosi atau banjir
dan dapat menimbulkan pendangkalan aliran sungai. Selain itu, sedimentasi dapat
menimbulkan kekeruhan air yang menghalangi
penetrasi cahaya matahari sehingga mengganggu proses fotosintesis
fitoplankton yang berarti pula berkurangnya pasokan oksigen dalam air.
d) Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat)
Nutrisi atau unsur hara dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer
yang ditimbulkan oleh adanya penyaringan air dengan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tumbuhan (Eutrofikasi).
Keadaan ini dapat meningkatkan populasi ganggang dan bakteri dalam perairan
tersebut. Akibatnya, air menjadi keruh dan bau. Selain itu, juga menghambat
proses masuknya oksigen ke perairan yang secara tidak langsung dapat menurunkan
kadar oksigen di dalam air.
e) Pencemar Anorganik
Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan basa. Merkuri, kadmium,
timbel, dan nikel adalah logam dengan kadar yang relatif kecil sudah dapat
mengakibatkan pencemaran. Ingat kejadian di teluk Minamata? Asam dapat masuk ke
dalam air dari produk samping proses industri dan pelapisan logam. Asam dan basa
ini dapat menyebabkan perubahan pH air yang dapat mengganggu kehidupan di dalam
air. Contoh lain, kasus keracunan kobalt yang terjadi di Nebraska merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh kontaminasi kobalt di
dalam air. Akibat keracunan ini timbul penyakit jantung, kerusakan kelenjar
gondok, darah tinggi, dan kaki bengkak.
f) Zat Kimia Organik
Banyak zat kimia organik yang mempunyai toksisitas yang tinggi.
Kontaminasi antara zat kimia organik dengan air dapat mengancam kesehatan. Zat
kimia organik digunakan dalam industri kimia, misalnya, untuk pembuatan
pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen, dan produk lainnya.
g) Energi Panas
Kualitas air akan turun jika terjadi perubahan temperatur.
Pembuangan air limbah yang mengandung panas mengakibatkan kenaikan temperatur
yang menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam air. Air yang panas pada permukaan
air dapat menghambat masuknya oksigen ke dalam air di level bawah.
h) Zat Radioaktif
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir yang digunakan pada
berbagai bidang dapat menimbulkan sisa pembuangan.
Dapat saja sisa zat radioaktif tersebut terbawa ke dalam lingkungan air.
Pengaruh radioaktif ini dapat mengakibatkan gangguan pada proses pembelahan
sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam waktu yang lama dapat terjadi
kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh.
Untuk mengurangi terjadinya pencemaran air, dapat dilakukan usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
1. tidak membuang sampah di sembarang tempat, baik itu di parit maupun di
sungai;
2. tidak membuang limbah sembarangan dengan cara membuat tempat pengolahan
limbah cair; air limbah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan
sehingga air limbah tersebut tidak berbahaya bagi ekosistem air;
3. tidak membuang atau menggunakan pupuk pertanian secara berlebihan.
Apa Dampak yang ditimbulkan dari adanya Pencemaran Air ?
Air limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu merupakan salah satu
sumber pencemaran air. Air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan
manusia yang berwujud cair.
Air limbah industri mengandung zat yang bervariasi sesuai dengan pemakaian tiap-tiap industri. Hal ini berhubungan dengan dampak yang ditimbulkannya nanti.
a) Penurunan Kualitas Lingkungan
Pembuangan air limbah secara langsung ke dalam air permukaan menyebabkan pencemaran air permukaan tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik ke dalam air dapat meningkatkan populasi mikroorganisme dan menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air. Hal ini dapat menurunkan kandungan udara dalam air sehingga dapat mengganggu kehidupan di dalam air.
b) Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat mengandung bibit penyakit (jamur dan bakteri), vektor penyakit (sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain), serta menimbulkan gangguan kesehatan.
c) Mengganggu
Pemandangan
Kadang-kadang air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan
ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota. Meskipun air yang tercemar tidak
menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita.
d) Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri
anaerob menjadi gas yang dapat merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan pada besi.
Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum dibuang, air limbah
harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.
Apa yang menjadi Parameter dalam Air Limbah ?
Kualitas dan karakteristik air limbah dapat ditentukan dengan parameter.
Beberapa parameter itu sebagai berikut.
1) Biochemical Oxygen Demand (BOD520)
Biochemical Oxygen Demand merupakan banyaknya oksigen dalam mg/l yang
diperlukan oleh mikroba untuk menguraikan bahan organik pada suhu 20 °C selama
lima hari. Pengukuran BOD adalah dengan menghitung selisih antara oksigen
terlarut awal dengan oksigen terlarut pada air sampel yang telah disimpan
selama 5 hari pada suhu 20 °C.
Kadar oksigen terlarut dalam air alami berkisar antara 5–7 ppm. 1 ppm adalah 1
mg oksigen yang terlarut dalam 1 liter air. Penurunan kadar oksigen terlarut
dalam air adalah akibat terjadinya proses oksidasi bahan organik, reduksi zat
hasil aktivitas bakteri anaerob, dan respirasi makhluk hidup air terutama pada
malam hari.
Limbah bahan organik yang masuk ke dalam air diurai oleh mikroba, mikroba membutuhkan
oksigen terlarut untuk mengoksidasi bahan organik. Semakin banyak limbah
organik, semakin banyak mikroba yang hidup. Untuk hidupnya, mikroba memerlukan
oksigen. Semakin banyak mikroba, semakin rendah kadar oksigen terlarut dalam
air. Hal ini dapat mengganggu kehidupan di dalam air.
BOD dapat menggambarkan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik
yang dapat didekomposisikan secara biologis (biodegradable).
b) Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand menunjukkan total jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
proses oksidasi bahan organik secara kimiawi baik yang biodegradable maupun
yang nonbiodegradable.
c) Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
Dissolved Oxygen menunjukkan jumlah kandungan oksigen di dalam air yang diukur
dalam 1 mg/1 lt. DO dapat digunakan sebagai indikasi seberapa besar jumlah
pengotoran limbah. Semakin tinggi oksigen terlarut, semakin kecil tingkat pencemarannya.
d) Total Suspended Solid (TSS), Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS), dan Mixed
Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) .
TSS, MLSS, dan MLVSS menunjukkan jumlah
berat dalam mg/1 kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah dilakukan
penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. MLSS menunjukkan jumlah TSS
yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif sesudah dipanaskan pada suhu 103
°C – 105 °C, sedangkan MLVSS merupakan kandungan organic matter yang terdapat
pada MLSS sesudah dipanaskan pada suhu 600 °C. Benda volatie yang menguap
inilah yang disebut dengan MLVSS.
e) Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan air dapat diukur dengan menggunakan efek cahaya. Kekeruhan air
disebabkan oleh tercampurnya air dengan bahan organik di dalam air.
f) pH air
pH air dapat dijadikan indikasi apakah air tersebut tercemar atau tidak dan
seberapa besar tingkat pencemarannya. pH air alami berkisar antara 6,5 – 8,5.
Pencemaran air dapat menyebabkan naik atau turunnya
pH air. Jika banyak tercemar zat yang bersifat asam (bahan
organik), pH air akan lebih kecil dari 6,5, tetapi jika air tercemar oleh zat
yang bersifat basa (kapur), pH air akan lebih besar dari 8,5. Setiap kenaikan 1
angka pada skala pH menunjukkan kenaikan kebasaan 10 kali. Demikian juga sebaliknya, penurunan 1 angka pada skala pH menunjukkan penurunan
keasaman 10 kali.
g) Indikator Biologi
Indikator biologi dapat dimanfaatkan untuk mengukur kualitas air atau seberapa
besar tingkat pencemarannya. Makhluk hidup atau organisme yang ada di dalam
perairan tersebut dapat dijadikan indikator ada tidaknya pencemaran di dalam perairan
tersebut. Makhluk hidup ini mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dengan
perubahan lingkungan yang terjadi, termasuk adanya zat asing dalam
lingkungannya. Sebagai contoh, cacing Planaria yang biasa hidup di air jernih
akan sangat sensitif dengan pencemaran. Ada tidaknya Planaria di dalam perairan
itu dapat menunjukkan ada tidaknya pencemaran di perairan tersebut. Semakin tinggi
tingkat pencemaran, semakin sulit Planaria itu ditemukan. Selain Planaria,
hewan lain yang dapat dijadikan indikator biologi adalah Tubifex (indikator
pencemaran bahan organik), serangga air, ikan mikroinvertebrata, ganggang, dan
bentos.
Bagaimana cara Pengolahan Air Limbah sebaiknya dilakukan ?
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organik biodegradable, meminimalkan bakteri patogen,
serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
a) Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.
b) Secara Bantuan
Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum filter.
Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik ini dilakukan oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa oksigen).
Secara aerobik, penguraian bahan organik dilakukan mikroorganisme dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain itu, aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge) yang banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan excess sludge. Secara anaerobik, penguraian bahan organik dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik adalah biogas, uap air, dan excess sludge.
Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
Apa itu Pengelolaan Excreta ?
Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak mengandung
bakteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat
menimbulkan berbagai jenis penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan
menampung dan mengolahnya pada jamban atau septic tank yang ada di sekitar
tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara
kolektif.
Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban
yang kita buat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah,
permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana,
jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima
oleh pemakainya.
Pengelolaan excreta dalam septic tank dapat diolah secara anaerobik menjadi
biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain
itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan
air.
1. Carilah beberapa artikel tentang pencemaran air dan susunlah dalam bentuk kliping. Bahas salah satu artikelnya!
2. Lakukan pengukuran terhadap jarak sumur dengan pembuatan resapan di rumahmu masing-masing!
a. Datalah hasil pengukuranmu. Tambahkan dengan hasil pengukuran 20 kawanmu. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan kepemilikan sumur dan jarak resapannya!
b. Sumur siapakah yang berpeluang tercemar limbah paling kecil? Berikan alasan!
0 Komentar